Podcast Hydrant

Lifestyle Media

Media Gaya Hidup Orang Indonesia | Panduan Untuk Millenials

Apa Sebenarnya Makna Fuckbuddies?

Rating Dong

Zingga Nusantara – Fuckbuddies. Apa sih itu? Untuk yang mengerti tentang istilah Bahasa Inggris, pasti sudah langsung menebak. Fuck adalah bersetubuh, dan Buddy adalah teman dekat. So, Fuck Buddy is a same meaning “friend with benefit”.

Apa itu Fuckbuddies, Fuck Buddy, One Night Stand, Friends With Benefit

FB berarti hubungan seks yang dibumbui dengan pertemanan. Jadi, kita berkomitmen untuk “having sex” secara kontinu, namun di luar aktivitas seks, kita tetap berteman biasa. No hard feel, no commitment, no love, just sex.

Lalu apa bedanya dengan TTM (Teman Tapi Mesra)? Beberapa orang mengartikan TTM sebagai teman dekat yang menjadi tempat bersandar, teman nonton, teman curhat, atau bila dirangkum, TTM adalah pacar tak berstatus. Seperti pacaran tapi status hanya berteman.

Lalu, kalau begitu apa bedanya Fuck Buddy dan One Night Stand (ONS)? Jelas berbeda untuk yang satu ini. Mungkin antara FB dan TTM kadang masih terlalu samar untuk dibedakan. Namun, ONS berarti hubungan seks singkat yang dilakukan hanya satu malam, satu kali, atau satu lainnya, tanpa harus ada kontinuitas hubungan sebelum dan sesudah berhubungan seks. Biasanya hal ini terjadi saat kita dugem atau hunting di dunia maya. Saat aku horny, aku mencari orang yang horny juga, kita berhubungan seks, dan terima kasih sudah memuaskanku, senang pernah bertemu denganmu.

Kembali lagi ke FB, biasanya ketika 2 orang memutuskan untuk ada dalam hubungan ini, mereka membuat beberapa peraturan, seperti:
1. No hard feel
2. No love
3. No commitment

Dilihat dari pengamatan saya pribadi, ada 2 tipe hubungan FB, yaitu:

1. Pure Fuck Buddy.

Just FB, nothing else. Kita berkomunikasi hanya saat ingin “having sex”, bertemu hanya untuk “having sex”, atau hanya sekedar ngobrol seputar “sex”. Disini terlihat jelas batasan-batasannya. Tak ada intervensi untuk masuk ke kehidupan pribadi masing-masing personal. Aku dengan hidupku, dan kamu dengan hidupmu. Intinya hanya seks, seks, dan seks, atau istilah lainnya adalah, Continuity One Night Stand.

2. Fuck Buddy with other benefits.

Jenis hubungan ini adalah kombinasi antara FB dan TTM. Kita memang “having sex”, sama seperti Pure Fuck Buddy, namun.. kita juga berkomunikasi di luar koridor seks. Ada intervensi untuk masuk ke kehidupan pribadi masing-masing personal. Mungkin saling berkirim kabar, saling bertanya tentang aktivitas sehari-hari masing-masing, saling menasehati, saling peduli, saling bertukar pikiran, atau saling-saling lainnya. Singkatnya adalah, there is a “care” in our relationship. Biasanya jenis hubungan ini adalah, “FB yang keluar jalur”.

Banyak orang yang terjebak dalam hubungan FB yang tak konsisten. Maksudnya? Mereka yang pada awalnya berkomitmen untuk FB relationship, pada akhirnya melanggar koridor FB. Fuck Buddy with other benefits-lah, atau jenis FB yang kedua-lah yang biasanya membuat banyak pasangan terjebak dan merusak kemurnian FB sendiri.

Saya teringat dengan 1 film yang diperankan oleh Justin Timberlake dan Mila Kunis, “Friend with Benefits”. Film ini persis menceritakan “Fuck Buddy Relationship” yang akhirnya berubah menjadi “Fall in Love Relationship. Berawal dari badan, berakhir menjadi cinta. Mengapa hal ini bisa saja terjadi? Based on true story, kita simak sama-sama sebuah kasus yang mirip dengan film ini.

“Aku sedang dekat dengan seorang laki-laki, kebetulan sejak awal, sudah ada rasa tertarik untuk berkenalan lebih lanjut dengannya. Kriteria laki-laki yang ‘aku’ banget.

Kita mulai intens berkomunikasi setelah dia meminta kontakku. Awalnya kita memang ngobrol biasa, kita nyambung untuk ngobrol dalam semua hal, termasuk seks. Dari situlah akhirnya aku mulai ber”harassment” dengannya, yang berakhir ke Fuckbuddies. Awalnya memang kita berkomitmen untuk “no love, no hard feel, no commitment”.

Kita akan tetap jadi fuckbuddy sampai salah satu dari kita punya pacar. Aku sempat merasa janggal, no commitment? Padahal dengan kita memutuskan untuk jadi FB pun sebetulnya kita sudah berkomitmen kan?. Karena aku suka dia, akhirnya aku setuju dengan FB dan “having sex” dengannya. Kita bertemu sampai 4 kali hanya dalam waktu sebulan.

Setiap pertemuan, kita tak hanya sekedar “melakukan”, tapi juga membahas hal lain tentang hidup kita, bergurau, bertukar pikiran, bahkan dia mendampingiku menyelesaikan masalahku (kebetulan waktu itu aku sedang banyak problem yang cukup kompleks).

Kita bisa berhubungan seks beberapa kali sepanjang malam, dengan bumbu obrolan-obrolan pribadi, dan pagi hari kita baru berpisah. Di luar pertemuan, kita juga intens berkomunikasi, entah itu membahas seks, atau membahas yang lainnya. Bahkan dia pernah berkata padaku, bahwa dia harus selektif sekali untuk menerima seseorang dalam hidupnya, bahwa inilah gunanya partner seks yang nggak hanya sekedar seks.

Sudah seperti pacarkah? Iya, jawabannya sudah. Ahh, aku merasa bersalah pada diriku sendiri. Mungkin aku terlalu percaya diri menganggap bahwa cinta dan seks bisa dipisahkan. Tapi ternyata sulit. Sekarang aku hanya bisa mengambil salah satu pilihan, berpisah dengannya ataupun memendam rasa ini…”

Itu adalah salah satu dari sekian kasus Fuckbuddies yang berakhir menjadi perasaan cinta. Film Hollywood yang notabene masyarakatnya liberal dan mempunyai tingkat “FB” relationship yang cukup tinggi saja mempunyai jalan cerita yang sama dengan kita, masyarakat Indonesia. Lalu bagaimana sebetulnya Fuckbuddies itu? Kita akan menguraikannya dari 3 sudut pandang, yaitu agama, psikologis, dan kodrati manusia.

Dilihat dari segi agama, yang memiliki pengaruh besar dalam hidup manusia, dalam ajaran apapun, ketika satu individu masih belum memiliki ikatan yang sah, maka hubungan seksual masih belum boleh dilakukan, atau jika dilanggar maka akan timbul sebuah kata yaitu ‘dosa’. Pernikahan merupakan pencapaian tertinggi manusia untuk berhubungan seksual dan melanjutkan keturunan, dan karena kasta tertinggi itulah, untuk menjaga kesuciannya maka dibuatlah Kitab Kamasutra yang mengatur segala hal tentang seksual.

Saya yakin bahwa siapapun yang masih menyebut Tuhan dalam hidupnya, ketika menjalani hubungan Fuckbuddies pasti ada perasaan bersalah walau hanya ada di dalam hatinya. Seperti ingin menolak, namun terkalahkan oleh badan yang membutuhkan asupan biologis tersebut.

Dilihat dari segi psikologis, bisa jadi salah satu pihak sedang memiliki satu guncangan yang mengganggu kepribadiannya sehingga menimbulkan self esteem yang cukup tinggi. Bisa jadi salah satu pihak pernah tersakiti sehingga Ia memilih untuk berhubungan Fuck Buddy yang lebih aman dan berharap dirinya takkan tersakiti lagi. Biasanya hal ini banyak dialami oleh pihak perempuan, terlebih yang berasal dari lingkungan “baik-baik” dan pernah terjebak dalam hubungan yang salah, Ia akan merusak dirinya sendiri untuk menutupi rasa sakit yang dialaminya. Ia baru akan menyadari bahwa psikisnya terguncang ketika Ia akhirnya terjebak dalam perasaan cinta.

Dilihat dari segi romance, sepertinya hal ini cukup sulit untuk diterapkan di Indonesia yang notabene bukanlah negara dengan paham libelaris. Mungkin pada awalnya dua orang yang sepakat ada di hubungan Fuckbuddies berkomitmen untuk no love, no hard feel, and no commitment. Namun, mereka tetaplah dua sejoli yang ditakdirkan untuk merasakan apa itu cinta. Persis seperti film “Friend with Benefit” yang sudah memberikan contoh bagaimana hubungan Fuck Buddy yang berakhir menjadi pasangan sesungguhnya. Hal tersebut sangat mungkin terjadi karena intensitas dan interaksi suatu hubungan yang mereka jalin secara kontinu.

Ada beberapa hal yang harus dan tak seharusnya dilakukan dalam sebuah hubungan FB, yaitu:

1. Tetapkan komitmen yang jelas tanpa ada unsur ambiguitas
2. Tetapkan kejelasan waktu berakhirnya hubungan Fuck Buddy
3. Berkomunikasilah hanya pada saat akan bertemu saja
4. Beri batas obrolan antara obrolan seksual dan obrolan lainnya
5. Jangan pernah masuk ke dalam privacy masing-masing
6. Jangan terlalu lama tidur seranjang bersama

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah, jalinlah hubungan yang jelas, ketika biologis yang ingin terpuaskan, berhubunganlah One Night Stand, namun ketika psikis yang ingin terpuaskan, berhubunganlah In a Healthy Relationship. Sesungguhnya Fuckbuddies adalah leburan dari terpenuhinya kebutuhkan biologis dan psikis, yang menebarkan benih cinta dan akan tumbuh perlahan seiring waktu. So, wanna try?

Referensi : cheryladora